POLITEKNIK ANGKATAN DARAT
JURUSAN TELKOMMIL
NAMA : RENDI DARMANSYAH
KELAS : TELKOMIL
NO.SIS : 21090425-E
PERCOBAAN KE 10
MEMBUAT RANGKAIAN SEVEN SEGMEN COMMON ANODA MENGGUNAKAN THRYSTOR
1. TUJUAN : AGAR BAMASIS MAMPU
MEMBUAT RANGKAIAN SEVEN SEGMEN COMMON ANODA MENGGUNAKAN THRYSTOR
2. ALAT DAN BAHAN :
1. SEVEN SEGMEN
2. LED
3. IC 55
4. BATERAI
5. LIVE WIRE
6. IC 4017 B
7. OSCILOSCOP
8. THRYSTOR
9. VARIABEL
RESISTOR
10. KAPASITOR JENIS
ELCO
11. RESISTOR
12. RELAY
13. ASTABIL VIBRATOR
3. TEORI DASAR :
A. SEVEN SEGMEN
B. LED
C. IC 55 & IC 4017 B
D. THRYSTOR
E. RELAY
F. TRANSISTOR PNP
G. VARIABEL RESISTOR
A. SEVEN SEGMEN
B. LED
C. IC 55 & IC 4017 B
D. THRYSTOR
E. RELAY
F. TRANSISTOR PNP
G. VARIABEL RESISTOR
4. DASAR TEORI
A. SEVEN SEGMEN
A. SEVEN SEGMEN
Pengertian
Seven Segment Display – Seven Segment Display (7
Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen
adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal
melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada
umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital,
Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven
ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama
diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai
dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting
Diode).
Seven
Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan
OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9
(Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen.
Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga
dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen
pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke
kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven
Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma
decimal. Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display,
diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal
Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).
LED 7 Segmen (Seven Segment LED)
Salah
satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi
Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai
penerangnya. LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis
dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan
segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan
mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display
akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang
diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya
adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.
LED 7 Segmen Tipe Common Cathode
(Katoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua
segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi
Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi
1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali
(Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen
LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED
7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah
terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk
masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan
diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan
diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.
Prinsip Kerja Dasar Driver System pada
LED 7 Segmen
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7
Segmen
Blok
Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8
jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen
sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output
dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”.
Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC
(Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital
sebelum masuk ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal
Digital, maka Dekoder akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi
daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang
cukup kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu,
Dekoder sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk
menyalakan Segmen LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya
Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch
pada masing-masing elemen LED.
Tabel Pengaktifan Seven Segment
Display
ANGKA
|
H
|
G
|
F
|
E
|
D
|
C
|
B
|
A
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
4
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
5
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
6
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
7
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
8
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Catatan :
1 = ON (High)
0 = OFF (Low)
0 = OFF (Low)
B. JELASKAN TENTANG
LED.
Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya
Pengertian LED
(Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya – Light
Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control
TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip
dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah
ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak
memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam
menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode)
yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV
yang mengganti lampu tube.
Cara Kerja LED
(Light Emitting Diode)
Seperti dikatakan
sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor.
Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub
Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila
dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari
sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N.
Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk
menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga
menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri
tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K),
Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang
kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material).
Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan
cahaya monokromatik (satu warna).
Untuk mengetahui
polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED. Kita dapat melihatnya
secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED
adalah kaki yang lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih kecil. Sedangkan
ciri-ciri Terminal Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang
besar serta terletak di sisi yang Flat.
Warna-warna LED
(Light Emitting Diode)
Saat ini, LED telah
memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah, kuning, biru,
putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED tersebut
tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang
dipergunakannya. Berikut ini adalah Tabel Senyawa Semikonduktor yang digunakan
untuk menghasilkan variasi warna pada LED :
Bahan
Semikonduktor
|
Wavelength
|
Warna
|
Gallium Arsenide (GaAs)
|
850-940nm
|
Infra Merah
|
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
|
630-660nm
|
Merah
|
Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP)
|
605-620nm
|
Jingga
|
Gallium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsP:N)
|
585-595nm
|
Kuning
|
Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP)
|
550-570nm
|
Hijau
|
Silicon Carbide (SiC)
|
430-505nm
|
Biru
|
Gallium Indium Nitride (GaInN)
|
450nm
|
Putih
|
Tegangan Maju
(Forward Bias) LED
Masing-masing Warna
LED (Light Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat
menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong rendah sehingga memerlukan
sebuah Resistor untuk membatasi Arus dan Tegangannya agar tidak merusak LED
yang bersangkutan. Tegangan Maju biasanya dilambangkan dengan tanda VF.
|
Kegunaan LED dalam Kehidupan sehari-hari
Teknologi LED
memiliki berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan panas, tahan lama, tidak
mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, dan hemat listrik serta bentuknya
yang kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi pencahayaan. Berbagai
produk yang memerlukan cahaya pun mengadopsi teknologi Light Emitting Diode
(LED) ini. Berikut ini beberapa pengaplikasiannya LED dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Lampu Penerangan
Rumah
2. Lampu Penerangan
Jalan
3. Papan Iklan
(Advertising)
4. Backlight LCD (TV,
Display Handphone, Monitor)
5. Lampu Dekorasi
Interior maupun Exterior
6. Lampu Indikator
7. Pemancar Infra
Merah pada Remote Control (TV, AC, AV Player)
C. JELASKAN TENTANG IC
555
CARA KERJA
cara kerja umum multivibrator adalah penguat
transistor dua tingkat yang dihubungkan dengan kondensator dimana output dari
tingkat yang terakhir dihubungkan dengan penguat pertama, sehingga kedua
transistor itu akan saling umpan balik.
Pulsa
tegangan itu terjadi selama 1 periode yang ditentukan oleh komponen-komponen
penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian tersebuthanya mengubah
keadaan tingkat tegangan keluarannya diantara 2 keadaan, masing-masing memiliki
periode yang tetap.apabila pin6 dan pin 2 dihubungkan (lihat blok diagram) maka
akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas sebagai multivibrator ,
rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi
memerlukan pemicu
D.
JELASKAN TENTANG THRYSTOR
Pengertian Thyristor dan
Jenis-jenisnya – Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi
sebagai saklar (switch) atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Thyristor yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya
memiliki dua hingga empat kaki terminal. Meskipun terbuat dari semikonduktor,
Thyristor tidak digunakan sebagai Penguat sinyal seperti Transistor. Istilah
“Thyristor” berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah “Pintu”.
Pada
prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan arus/tegangan
rendah yang diberikan pada salah satu kaki terminalnya untuk mengendalikan
aliran arus/tegangan tinggi yang melewati dua terminal lainnya. Sedangkan untuk
Thyristor yang berterminal dua yang tidak memiliki terminal kendali (GATE),
fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan pada kedua terminalnya
mencapai level tertentu. Level tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut
dengan Breakdown Voltage atau Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan
breakdownnya, kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada
di posisi OFF.
Membahas
mengenai Saklar (Switch) elektronik, pada dasarnya kita juga dapat menggunakan
Transistor. Namun jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor yang
didedikasi sebagai Komponen Saklar ini akan dapat berfungsi lebih baik. Hal ini
dikarenakan Transistor memerlukan tegangan/arus yang tepat untuk mengoperasikan
fungsi saklarnya, jika tegangan/arus yang diberikannya tidak sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan maka Transistor tersebut akan berada diantara
keadaan ON dan OFF. Saklar yang berada diantara keadaan ON dan OFF bukanlah
suatu saklar yang baik. Berbeda dengan Transistor, Thyristor dirancang untuk hanya
berada di dua keadaan yaitu keadaan ON atau keadaan OFF saja.
Dalam
aplikasinya, Thyristor banyak digunakan di perangkat atau rangkaian-rangkaian
elektronika seperti Pengendali Daya, Timer, Osilator, peredam cahaya,
pengendali kecepatan motor listrik dan lain sebagainya.
Jenis-jenis Thyristor
Beberapa
komponen elektronika yang tergolong dalam kelompok Thyristor diantaranya
seperti dibawah ini :
SCR (Silicon Controlled Rectifier)
SCR adalah
jenis Thyristor yang memiliki tiga kaki terminal yang masing-masing terminal
dinamai dengan GATE, ANODA dan KATODA. Secara struktur, SCR terdiri dari 4
lapis semikonduktor yaitu PNPN yang terminal pengendalinya terdapat pada
lapisan P (Positif).
Cara Kerja SCR – Saat
tidak dialiri arus listrik, SCR akan berada di keadaan OFF. Saat terminal
GATE-nya dialiri arus rendah, SCR akan menjadi ON dan menghantarkan arus
listrik dari ANODA ke KATODA. Meskipun arus listrik GATE-nya dihilangkan, SCR
akan tetap dalam keadaan ON hingga arus yang mengalir dari ANODA ke KATODA
tersebut juga dihilangkan atau 0V.
SCS (Silicon Controlled Switch)
SCS merupakan
jenis Thyristor yang memiliki 4 kaki terminal yaitu terminal GATE, ANODE GATE,
ANODE dan CATHODE. Sama seperti SCR, SCS atau Silicon Controlled Switch juga
berfungsi sebagai Saklar.
Cara Kerja SCS – Cara
Kerja SCS hampir sama dengan SCR, namun SCS dapat di-OFF-kan dengan cara
memberikan tegangan tertentu pada kaki terminal Anode Gate (Gerbang Anoda).
Perangkat ini juga dapat dipicu dengan memberikan tegangan negatif ke Anode
Gate, arus listrik akan mengalir satu arah yaitu dari Anoda (A) ke Katoda (K).
TRIAC (Triode from Alternating Current)
TRIAC adalah
Thyristor yang berkaki terminal tiga yang masing-masing terminalnya dinamai dengan
GATE, MI1 dan MI2. Setelah dipicu (trigger) menjadi ON, TRIAC mampu
menghantarkan arus listrik dari kedua arah. Oleh karena itu, TRIAC sering
disebut juga dengan Bidirectional Triode Thyristor.
Cara Kerja TRIAC – Cara
Kerja TRIAC juga hampir sama dengan SCR, namun TRIAC dapat mengendalikan arus
listrik dari dua arah baik dari arah MT1 ke MT2 ataupun dari MT2 ke MT1. Dengan
demikian TRIAC dapat digunakan sebagai saklar yang mengendalikan arus DC maupun
arus AC. TRIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus listrik
apabila terminal GATE-nya diberikan arus listrik, jika arus listriknya
dihilangkan makan TRIAC akan berubah menjadi OFF.
DIAC (Diode Alternating Current)
DIAC adalah
Thyristor yang hanya memiliki dua kaki terminal dan dapat menghantar arus
listrik dari kedua arah apabila tegangan melampaui batas tegangan breakovernya
(tegangan breakdown). DIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Thyristor.
Cara Kerja DIAC – DIAC
akan berada di kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya masih dibawah
tegangan breakover-nya. Ketika tegangan mencapai atau melampaui batas
breakover-nya, DIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus
listrik. Setelah DIAC dipicu menjadi ON, DIAC akan terus menghantarkan arus
listrik (dalam kondisi ON) meskipun tegangan yang diberikan tersebut turun
dibawah tegangan breakover. DIAC hanya akan berhenti menhantarkan arus listrik
atau berubah menjadi kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya menjadi “0”
atau dengan kata lain arus listriknya diputuskan.
5. IC 55 dan IC
4017 B
1) IC
4017
IC 4017 adalah jenis IC dari keluarga
IC CMOS (Complentary Metal Oxide Semiconductor). Karena termasuk R1 8 4762R2C11
53 Output555C2Th Tl Pin3Alat penerangan otomatis dan sistem keamanan
menggunakan IC 555 Small Project I 29 dalam keluarga CMOS, IC ini dapat bekerja
pada tegangan DC 3Volt sampai dengan 15 Volt, dengan kebutuhan arus sampai
beberapa μA , catu daya untuk CMOS memerlukan pengaturan sangat sedikit.
Dibawah tegangan 3 Volt , CMOS tetap bekerja tetapi kecepatan pensklarnya
berkurang. IC ini adalah jenis IC Pencacah Decade (Decade Counter) dengan 10
output. IC ini menghasilkan 10 Output yaitu dari Q0 – Q9, memiliki Clock. Clock
Enable, Reset dan Carry Out masing– masing terdapat dalam satu pin. Pada setiap
pencacahan hanya satu keluaran yang berlogika 1, ke sembilan keluaran lainnya
berlogika 0, jadi setiap saat hanya ada satu keluaran yang dapat berlogika 1.
2) IC 555
IC
555 adalah IC yang sering digunakan untuk
berbagai rangkaian pewaktu dan multivibrator. IC ini didesain dan
diciptakan oleh Hans R. Camenzind pada tahun 1970 dan diperkenalkan pada tahun
1971 oleh Signetics. Nama aslinya adalah SE555/NE555 dan dijuluki sebagai
"The IC Time Machine".
4. ANALISA
Dari percobaan rangkaian di atas
dapat kita analisa bahwa :
1. Rangkaian seven segmen common
Anoda akan menyala apabila switching kita ubah menjadi on, maka led
akan menyala sesuai dengan susunan rangkaian yang kita buat yaitu 20190438
– E
2. Rangkaian seven segmen common
Anoda akan mati apabila switching kita ubah menjadi off, maka
led akan mati sesuai dengan susunan rangkaian yang kita buat yaitu 20190438
– E.
3.
Pada Rangkaian Anoda Seven Segmen akan tetap menyala walaupun setiap LED tidak
di berikan ground pada tiap tiap kakinya, berbeda halnya dengan common Kathoda
yang masing masing seven segmen harus di berikan ground di setiap kaki kakinya
4. Membuat DS1 angka 2 dengan cara menguhubungkan (a, b,
g, e, d ) pada seven segment dengan switch, pada saat di klik play pada live
wire sat switch bersentuhan langung membentuk angka 2.
5. Membuat DS2 angka 0 dengan cara menguhubungkan (a,
b, c, d, e, f ) pada seven segment dengan switch, pada saat di klik play pada
live wire sat switch bersentuhan langung membentuk angka 0.
6. Membuat DS3 angka 1 dengan cara menguhubungkan (b, c )
pada seven segment dengan switch, pada saat di klik play pada live wire sat
switch bersentuhan langung membentuk angka 1.
7. Membuat DS4 angka 9 dengan cara menguhubungkan (a,
b, c, d, f, g ) pada seven segment dengan switch, pada saat di klik play pada
live wire sat switch bersentuhan langung membentuk angka 9.
8. Membuat DS5 angka 0 dengan cara menguhubungkan (a,
b, c, d, e, f ) pada seven segment dengan switch, pada saat di klik play pada
live wire sat switch bersentuhan langung membentuk angka 0.
9. Membuat DS6 angka 4 dengan cara menguhubungkan (b,
c, f, g ) pada seven segment dengan switch, pada saat di klik play pada live
wire sat switch bersentuhan langung membentuk angka 4.
10.Membuat DS7 angka 2 dengan cara menguhubungkan (a, b, c,
g, d ) pada seven segment dengan switch, pada saat di klik play pada live wire
sat switch bersentuhan langung membentuk angka 3.
11. Membuat DS3 angka 1 dengan cara menguhubungkan (a, b, c,
d, e, f, g ) pada seven segment dengan switch, pada saat di klik play pada live
wire sat switch bersentuhan langung membentuk angka 8.
12.
Membuat
5. Kesimpulan
Dari rangkaian percobaan di atas
dapat di simpulkan bahwa,komponen Elektronika yang dapat menampilkan
angka desimal melaluikombinasi-kombinasi segmennya.Untuk menampilkan output
berupadata decimal. Yang digunakan padapercobaan ini merupakan common Kathoda
Rangkaian seven segment katoda juga berfungsi sebagai
penampil bilangan decimal dari 0 – 9 dengan menghubung kan a, b, c, d, e, f, g
dan switching berpengaruh terpengaruh terhadap nyala dan redupnya
lampu led pada rangkaian termasuk apabila led/seven segmen tidak di sambungkan
kepada ground.